BERITAPUBLIK.COM – “Profesor Mahmud Yunus adalah seorang tokoh pendidikan Islam, (Dinas) PMD bisa menjelaskan sehingga kita bisa mengusulkan nama beliau diabadikan pada nama jalan apakah itu jalan menuju kampus 2 UIN Batusangkar atau jalan arah ketempat tanah kelahiran beliau Sungayang.
“Ide ini sangat bagus, Insya Allah akan kami tindaklanjuti dan diusulkankan. Intinya kami setuju dan kita akan laksanakan sesuai mekanisme dan peraturan yang berlaku.”
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Tanah Datar Eka Putra menanggapi masukan wartawan kabarpublik.id pada acara audiensi dengan insan pers mitra Pemkab Tanah Datar di Gedung Indo Jolito, Jum’at 5 Mai 2023.
Selanjutnya Kepala Dinas PMD Abdurrahman Hadi menambahkan “Terkait usulan penamaan Profesor Mahmud Yunus pada nama jalan tentunya mempedomani Perda Nomor 8 Tahun 2021. Dalam Perda tersebut bahwa setiap jalan dan fasilitas umum yang ada di daerah dapat diberikan nama yang berasal dari pahlawan nasional dan pahlawan yang berasal dari daerah, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama yang telah berjasa membangun daerah. Syarat lainnya telah meninggal dunia minimal lima tahun.”
“Pemberian nama untuk nama jalan dan fasum ini dapat diusulkan oleh pemerintah daerah sendiri atau pemerintah nagari yang disampaikan kepada Bupati Tanah Datar dengan menyampaikan alasan dan latar belakamg kenapa nama beliau diusulkan untuk nama jalan atau fasilitas umum di Tanah Datar.” jelasnya.
“Setelah itu nanti akan dibentuk tim untuk mengkaji usulan tersebut dan menginventarisir jalan atau fasum yang dapat diberi nama. Penetapan untuk nama jalan atau fasum akan ditetapkan melalui Keputusan Bupati.” tutur Kadis PMD.
Mahmud Yunus merupakan tokoh dan arsitek modernisasi pendidikan Islam Indonesia. Gerakan pembaharuan yang dilakukan Mahmud Yunus diantaranya memasukkan mata pelajaran agama Islam ke dalam kurikulum sekolah-sekolah pemerintah yang waktu itu tidak ada dan jadi bagian kurikulum sekolah pada era setelah kemerdekaan. Ia dikenal pula melalui karya-karyanya meliputi sedikitnya 75 judul buku, termasuk menyusun Tafsir Qur’an Karim dan kamus Arab-Indonesia. Kurikulum Kuliyatul Mualimin Islamiyah (KMI) yang beliau gagas, sampai saat ini tetap dipakai pondok modern Gontor, karena pendiri Ponpes tersebut KH Imam Zarkasyi merupakan murid dari Mahmud Yunus di Normal Islam School.
Beliau lahir di Sungayang, kabupaten Tanah Datar 10 Februari 1899 dari pasangan Yunus dan Hafsyah. Setelah menamatkan sekolah di kampung halaman, Mahmud Yunus tercatat sebagai orang Indonesia kedua yang lulus di Universitas Al-Azhar. Dan melanjutkan kuliah ke Universitas Darul Ulum (kini berada dalam Universitas Kairo Mesir). Ia diterima sebagai mahasiswa di kelas bagian malam dimana keseluruhan mahasiswanya berkebangsaan Mesir kecuali ia sendiri. Ia lulus di bidang ilmu kependidikan pada Mei 1930 setelah empat tahun di Universitas Darul Ulum dengan memperoleh ijazah diploma guru. Mahmud Yunus adalah mahasiswa asing pertama yang tamat dari Universitas Darul Ulum.
Pada 1 Juni 1957 silam, Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta. Yunus diangkat sebagai rektor pertama ADIA yang kelak menjadi UIN Jakarta. Beliau juga merupakan rektor pertama IAIN Imam Bonjol Padang. Saat ini nama beliau telah diabadikan oleh pemerntah pusat pada perguruan tinggi keagamaan yaitu UIN Mahmud Yunus Batusangkar.